Indonesia
adalah negara yang memiliki dua musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan.
Namun akibat perubahan iklim yang cukup ekstrim, iklim di Indonesia semakin
tidak menentu. Ketika kemarau melanda, maka panas yang sangat menyengat melanda
kawasan Indonesia terutama daerah-daerah yang kering akan sumber air. Setalah dilihat
dengan seksama, kini musim penghujanlah yang banyak mendominasi. Meskipun pagi
atau siang hari panas, namun tidak diduga-duga turun hujan yang lebat. Kondisi yang
seperti ini sangat menyengsarakan masyarakat, karena akan timbul banyaknya
penyakit maupun gagal panen.
Bukan hanya itu yang
dikhawatirkan.ketika hujan turun dengan lebat, potensi untuk terjadinya banjir pun
sangat besar. Dapat kita lihat sekarang di daerah yang riskan akan banjir,
terutama di Jakarta. Banjir ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
diantaranya adalah karena daerah pemukiman yang sangat dekat dengan sungai,
atau pemukiman penduduk yag jauh dari sungai namun kurangnya daerah tesapan
air.
Hal ini juga terjadi di kawasan
Kabupaten jember, tepatnya di kawasan kampus tegalboto yakni di Jalan Jawa. Sering
kali dijumpai setelah hujan melanda Jember, jalan-jalan sekitar Jalan Jawa
tersebut sangatlah memprihatinkan. Air menggenang dimana-mana. Bukan karena
meluapnya sungai namun karena kurangnya daerah resapan air di kawasan Jalan
Jawa tersebut. Kebanyakan penduduk yang terdapat di Jalan Jawa tersebut adalah
mahasiswa atau mahasiswi yang sedang menuntut ilmu di Universitas Jember. Bahaya
yang ditimbulkan akibat menggenangnya air ini sangatlah bermacam-macam, antara
lain penduduk sangatlah sulit melakukan aktivitas seperti sedia kala karena
transportasi terhambat, rawan terjadi kecelakaan karena jalan tidak rata/berlubang
dikarenakan asal benyak terkikis oleh air.
Melihat kondisi yang seperti ini,
maka haruslah diperhatikan dan aharus ada upaya untuk menyelesaikan masalah
resapan air di kawasan Jalan Jawa ini. Adapun yang dapat dilakukan antara lain
: membangun daerah resapan air misal dengan membuat parit di sekitar Jalan Jawa
agar air dapat mengalir lancar tidak menggenangi jalan dengan konsep kedalaman
beberapa meter dari permukaan tanah serta membangun sumur resapan di dalam
tanah juga porus (pori-pori) di dalam tanah agar air dapat meresap dengan baik
dan lancar, melakukan normalisasi resapan air ini secara rutin, menjaga
kebersihan dan kelancaran parit secara rutin agar tidak terjadi penyumbatan, serta
kerja bakti warga setiap minggu.
Jika upaya dan program-program
tersebut dilakukan secara rutin dan benar, maka akan tercipta lingkungan yang
bersih, nyaman, dan sehat. Maka marilah kita ikut berpartisipasi dengan ikut
serta dala upaya normalisasi resapan air, khususnya resapan air di daerah Jawa.